Tik.. Tik..
Suara jam semakin terdengar karena sepinya suasana dalam
perpustakaan. Di tengah sepinya suasana itu, ada suara kertas yang
dibolak-balik. Di situ, duduk seorang anak perempuan yang tengah asyik membaca
buku. Ia duduk dikelilingi oleh tumpukan-tumpukan buku. Dari buku yang tipis
sampai yang tebal. Dan dari buku yang berukuran kecil sampai buku yang
berukuran besar.
Tik.. Tik..
Lagi-lagi suara detik jam terdengar. Anak tersebut melirik
ke arah jam. Dan ia segera bergegas mengambil tas dan merapikan buku-bukunya. Tak
lupa ia mengembalikan buku-buku yang telah selesai ia baca. Sebelum keluar dari
ruangan tersebut. Anak itu berhenti dan menegur penjaga perpustakaan yang ada
di situ. Ia bermaksud
meminjam salah satu buku yang belum sempat ia baca. Setelah selesai, ia
melenggang keluar melewati pintu keluar gedung perpustakaan itu menuju stasiun.
Gawat, lagi-lagi
pulang telat. Mama bisa ngoceh-ngoceh lagi, nih. Habis mau bagaimana lagi? Hari
ini banyak buku baru yang datang. Daripada harus membeli, lebih baik meminjam
dari perpustakaan saja. Atau membacanya di sana. Anak perempuan itu
membatin dalam hatinya. Walaupun ia cemas akan kemarahan dan omelan dari
ibunya. Ia tetap tidak mengakui bahwa ia juga tidak konsisten dengan waktu yang
ia gunakan.
Di dalam kereta menuju perjalanan pulang, ia tetap membaca buku.
Kali ini buku yang ia baca adalah buku serial buatan Lixie Xu.
Anak perempuan itu bernama Kanaya Azzahra. Sekarang ia duduk
dikelas XII. Ia hobi sekali membaca buku. Hampir setiap ada waktu luang,
ataupun sepulang sekolah. Ia menyempatkan dirinya untuk pergi ke perpustakaan. Ia
sudah hampir mengunjungi semua perpustakaan yang ada di Jakarta. Kali ini, ia
pergi ke Perpustakaan Taman Ismail Marzuki. Tempatnya memang agak suram. Itu karena
pengaruh dari penataan ruangan, dan pemilihan warna yang tidak sesuai. Tetapi,
hal itu tidak menjadi masalah bagi Kanaya. Karena, selama ia masih bisa
membaca, hal seperti itu tidak akan dia pusingkan.
Akhirnya Kanaya sampai juga. Ia berjalan menyusuri jalan
pulang ke rumahnya. Sesampainya di depan pintu, Kanaya menarik nafas
dalam-dalam. Ia mempersiapkan diri akan kemarahan ibunya. Pelan-pelan, ia
memutar handle pintu. Lalu ia
melangkahkan kakinya ke dalam perlahan demi perlahan, sampai tidak menimbulkan
suara.
“KANAYA AZZAHRA! Kemana saja kamu ini?!? Kamu tahu ini sudah
jam berapa?! Lihat, ini sudah jam setengah dua belas! Kau tahu, ini larut
sekali!!!” terdengar suara lantang dari arah ruang makan. Kanaya mengintip
untuk melihat Ibunya.
“kenapa kau ini? Keluar kamu Kanaya! Tidak sopan, Ibumu
sedang menasihatimu, kamu malah melihat Ibu seperti itu. Duduk kamu di sini!”
seru Ibunya sambil menunjuk ke arah kursi yang ada dihadapan Ibunya.
Dengan berat hati Kanaya melangkahkan kakinya ke arah kursi
yang berada dihadapan Ibunya. Setelah menaruh tas sekolahnya yang tadinya ia
pakai ke atas meja makan. Ia duduk dengan menundukan kepala dihadapan ibunya.
“maaf, ma... Kanaya menyesal. “ Kanaya meminta maaf
sungguh-sungguh, ia merasa menyesal dan merasa bersalah setelah melihat raut
wajah Ibunya yang begitu khawatir, walaupun sekarang ibunya sedang berada dalam
keadaan marah.
Setelah menjelaskan alasan penyebab keterlambatannya pulang
ke rumah kepada Ibunya. Dan berjanji bahwa ia tidak akan mengulang kesalahan
yang sma untuk yang kesekian kalinya. Akhirnya ia bisa beristirahat juga.
Di dalam kamarnya Kanaya merenung, memikirkan kenapa
sekarang ia suka sekali membaca buku. Padahal dia saja dulu, jika diajak kakak
sepupunya pergi ke toko buku, ia bisa pusing hanya karena melihat tumpukan dan
deretan buku yang begitu banyak.
Lalu ia tertawa kecil sendiri saat berhasil mengingat
alasannya.
Waktu itu, ia pergi ke luar negeri, menemani ayahnya ke rumah
saudaranya. Lalu ia diajak ke perpustakaan. Tempat favorit yang sering
dikunjungi oleh pendatang dari luar. Saat itu Kanaya tak percaya bahwa
perpustakaan bisa menjadi tempat favorit. Tetapi, setelah ia melihat ke dalam
gedung perpustakaan tersebut. Ia sangat takjub. Di ruangan pertama kali ian
masuk, yang ia lihat, bukanlah jejeran dan deretan rak buku yang begitu banyak,
melainkan deretan komputer yang sudah tersusun rapi. Di sana banyak orang yang
sdenag asyik membaca buku melalui komputer-komputer tersebut. Mereka juga bisa
membaca koran atau artikel hanya dengan melewati buku-buku tersebut. Karena itu
di luar negeri, di komputer tersebut juga disediakan untuk pengunjung luar
progaram untuk menerjemahkan tulisan-tulisan tersebut ke dalam bahasa mereka
sendiri.
Lalu Kanaya juga mencoba membaca buku dari komputer
tersebut. Yang menarik, komik pun juga ada. Ia senang sekali. Selama Kanaya
menemani ayahnya di luar negeri. Kanaya menjadi sering mengunjungi perpustakaan
tersebut. Tapi tak hanya itu, ia mulai mencoba untuk membaca novel-novel yang
sudah ia terjemahkan melalui komputer tersebut. Tetapi, tentu saja ia tidak
tingga lama di sana. Ia harus balik lagi ke negara asalnya, yaitu Indonesia. Karena
masih penasaran dengan lanjutan novel yang sedang ia baca. Ia mencoba pergi ke
perpustakaan yang ada di daerah Cikini. Perpustakaan itu di sarankan oleh
temannya. Dan di sana ia menemukan novel yang ia cari. Sejak saat itu, ia jadi
rajin pergi ke perpustakaan.
Pagi harinya, saat disekolah. Ia mengeluh dan bercerita ke
temannya tentang apa yang ia alami semalam. Teman dekatnya, Ciya, mendengarkan
dengan seksama apa yang di alami oleh sahabatnya itu. Lalu, Ciya teringat tantenya
yang bekerja dibidang IT dan perpustakaan. Lalu Ciya teringat hal lainnya tentang apa
yang tantenya ceritakan.
“Kanaya, handphone kamu android, ‘kan?” Kanaya terkejut dengan pertanyaan yang diajukan Ciya secara
tiba-tiba.
“iya, memangnya kenapa?” Kali ini Kanaya yang bertanya. Tentu
saja ia bertanya balik. Ciya kan sudah sering lihat Kanaya memakai handphone. Kenapa harus bertanya lagi.
Lalu Ciya bercerita dan menjelaskan tentang aplikasi
perpustakaan digital yang saat ini sedang populer. Aplikasi ini bernama
Perpustakaan Digital iJakarta.
Di aplikasi ini, orang-orang dapat meminjam buku secara
online, yaitu dengan mendownload bukunya di Google Play. Buku yang dapat
dipinjam maksimal yaitu sebanyak tiga buah buku. Setelah tiga hari, buku yang
didownload akan hilang dengan sendirinya. Atau lebih tepatnya diambil kembali
oleh Perpustakaan Digital tersebut. Tentu saja, bukunya diambil kembali. Namanya
juga perpustakaan. Tempat umum untuk orang-orang membaca dan meminjam buku,
jadi harus dikembalikan kembali. Tetapi hanya medianya saja yang berbeda.
Sebelum meminjam, kita juga harus mendaftarkan diri menjadi
member, atau biasanya kita sebut anggota perpustakaan. Di sini bedanya,
orang-orang mendaftarkan diri menjadi
member perpustakaan, dengan mendaftarkan e-mail atau akun facebook milik kita
sendiri.
Dan di aplikasi Perpustakaan iJakarta ini, kita dapat
mencari buku dengan lebih mudah. Dan juga kita lebih hemat waktu, uang, tenaga,
dan banyak hal lainnya.
- Hemat waktu, kita tidak perlu jauh-jauh datang ke
perpustakaan hanya untuk meminjam buku, cukup mendownloadnya di aplikasi
iJakarta. Dan kita juga bisa membaca bukunya kapan saja.
- Hemat uang, untuk uang tentu saja, pasti jika kita ingin ke
perpustakaan perlu biaya transportasi. Dan juga, bagi yang suka membeli buku
novel, tidak usah repot-repot membeli buku. Apalagi kalu lagi tidak punya uang,
hehehe. Cukup bermodalkan kuota internet, kita bisa mendownload dan membaca
buku yang kita inginkan.
- Hemat ruang, bagi yang suka dengan novel-novel terjemahan
khususnya untuk novel fantasi dan romance, pasti kebanyakan ukurannya cukup
tebal . masalah yang cukup banyak ditemui. Saat, kita lagi berpergian. Da ingin
menghabiskan waktu dengan membaca, tetapi buku yang kita bawa, terlalu berat
atau tidak muat untuk masuk ke dalam tas kita. Jadi akhirnya kita malas
membawanya walaupun ingin membacanya. Dan itu cukup menyebalkan. Jadi aplikasi
iJakarta ini dapat membantu mengenai hal yang berkaitan seperti itu.
Dan masih banyak penghematan yang dapat dilakukan dengan
membaca buku melalui aplikasi iJakarta tersebut.
Walaupun banyak juga, orang yang lebih suka membaca buku
secara langsung dibandingkan dengan membaca buku melalui handphone ataupun
komputer. Tetapi, hal ini tidak menjadi masalah.
Kanaya berterima kasih kepada sahabatnya itu. Ia senang
sekali mendengar informasi tersebut. Setelah pulang ke rumah, Kanaya langsung
berganti baju dan memainkan handphonenya. Ia langsung mendownload aplikasi iJakarta
dan mendaftarkan diri menjadi membernya.
Akhirnya aku bisa membaca
buku yang ingin kubaca. Dan aku bisa membaca dengan tenang, tanpa khawatir akan
terkena omelan dari Ibu lagi. Bahagianya... terima kasih untuk yang sudah
membuat aplikasi iJakarta ini. Aku benar-benar sangat terbantu.
Lima tahun kemudian.
“Aaa!!! Aku takut!” teriak seorang anak perempuan.
“hahaha... sekarang iJakarta lagi mengadakan event berhantu. Hantunya bikin kaget” Seorang temannya tertawa-tawa.
Kanaya tersenyum melihat kedua anak itu. Ia senang sudah
bisa mengembangkan aplikasi iJakarta menjadi lebih bagus.
Kanaya saat ini sudah bekerja, Karena kecintaannya terhadap
buku dan juga perpustakaan. Ia melamar masuk kerja ke perusahaan yang
mengembangkan aplikasi Perpustakaan Digital iJakarta. Karena, ia anak yang
kreatif. Ia memberi saran kepada atasan untuk mengadakan event-event dan
membuat tema untuk aplikasi iJakarta. Agar tampilannya lebih menarik dan tidak
membosankan. Seperti sosial media seperti LINE, instagram dan BBM yang
menggunakan tema-tema khusus agar tampilannya lebih menarik. Dan usul tersebut
diterima oleh atasan. Akhirnya, Kanaya mengembangkan idenya itu.
Sekarang, banyak orang yang sudah tertarik dengan aplikasi
iJakarta. Sehingga, aplikasi iJakarta pun sekarang sering dijumpai dikalangan
masyarakat luas. Dari anak sekolah, hingga orang-orang yang sudah bekerja.
Kanaya senang sekali, idenya itu bisa bermanfaat untuk
banyak orang. Dan Kanaya juga senang bisa memperkenalkan aplikasi iJakarta
secara luas, sehingga semakin banyak orang yang gemar membaca. Karena, membaca
itu sangat bermanfaat untuk semua orang.
Tertarik untuk menggunakan aplikasi Perpustakaan Digital
iJakarta? Segera pasang aplikasinya sekarang juga. Kalian bisa mendownload-nya di sini aplikasi iJakarta.
Artikel/tulisan di atas ditulis untuk mengikuti Lomba Konten blog dalam rangka HANJABA (Hari Anak Jakarta Membaca) 2016, yang diselenggarakan oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Adminstrasi Jakarta Pusat.